Pages

Jumat, 25 April 2014

Putri Mesir

0 comments
Mencekam, mengkhawatirkan dan menakutkan itulah yang terasa saat aku di rumah kecilu. Itu semua berawal dari protesku terhadap ketidakadilan yang terjadi disini dan diberlakukannya jam malam kepada semua orang. 2 putraku dan seorang putriku sudah tertidur di kamarnya masing-masing. Aisyah, putriku yang pertama sangat berbeda dengan adik-adiknya. Dia sangat cerdas, dan sangat taat kepada agama, ditambah lagi wajahnya yang cantik seperti uminya. Malam sudah larut, aku pun bergegas tidur.
“Abi, bangunlah mari kita tahajud.” Kata-kata tersebut membuat diriku terbangun. Saat membuka mataku, aku melihat Aisyah sudah menggunakan mukena. “Iya Putriku” “Alhamdu lillahilladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilahin nusyuur.”kataku dalam hati. Setelah aku wudhu aku langsung mengimami keluargaku untuk shalat malam. Ku tutup shalat malam itu dengan do’a. Dalam do’a itu kuingin semua keluargaku meninggal dalam khusnul khotimah dan ketidakadilan ini segera cepat berlalu dengan kebaikan yang menang. Adzan Shubuh berkumandang, namun adzan itu berlalu begitu cepat. Dzikir terucap oleh seluruh keluargaku setelah shalat.
Free Music Sites
Free Music Online

free music at divine-music.info